Penulis menyajikan latar belakang singkat konteks sejarah dimana teori organisasi sebagai sebuah cabang ilmu sosial dikembangkan. Lansink (1997) menggambarkan dan mengklasifikasikan konteks sejarah teori organisasi sejak studi organisasi awal sampai saat ini dengan determinan historis yang ditonjolkan antara lain ciri utama perkembangan lingkungan (main features), mekanisme pasar (market mechanism), penggunaan teknologi (role of technology), perkembangan lingkungan (environmental influence), aspek politik-kemasyarakatan (political, society), sifat kompetisi (competing on), pengorganisasian (organization), model teori yang dikembangkan (leading models) pada jamannya.
Periode 1750-1870
Ciri utama (main features) situasi masyarakat pada waktu itu adalah adanya revolusi industri (1st industrial revolution, role of technology, invention of steam enggine in the UK). Sebagai salah satu kejadian paling penting sebelum abad kedua puluh ini, dalam kaitannya dengan teori organisasi. Revolusi Industri dimulai pada abad kedelapan belas di Inggris, revolusi tersebut menyeberangi Samudera Atlantik dan ke Amerika pada akhir perang saudara. Revolusi tersebut mempunyai dua elemen utama di Amerika Serikat. Kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat, dan pembangunan terusan dan rel kereta api dengan cepat mengubah metode transportasi. Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik. Pabrik-pabrik besar menggunakan kekuatan uap untuk menjalankan beratus-ratus mesin secara efesien. Barang-barang jadi kemudian dapat dikirimkan dengan murah melalui kapal atau kereta api keseluruh negara. Dampaknya terhadap desain organisasi menjadi jelas yaitu penekanan terhadap dimensi efisiensi.
Pembangunan pabrik membutuhkan penciptaan yang terus-menerus dari struktur organisasi untuk memungkinkan terjadinya proses produksi yang efisien. Pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departemen diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan. Secara singkat, struktur organisasi yang kompleks harus dirancang karena pengaruh lingkungan, politik dan masyarakat. Model kepemimpinan dan bisnis administratif dikembangkan pula. Adam Smith menulis buku tentang kemakmuran negara pada tahun 1776. Buku tersebut membahas tentang keuntungan ekonomis dari pembagian kerja pada industri paku. Smith mengatakan bahwa apabila sepuluh orang pekerja masing-masing melakukan tugas spesialisasi, maka mereka dapat menghasilkan kurang lebih empat puluh delapan ribu buah paku seharinya. Namun demikian ia mengatakan jika masing-masing pekerja bekerja secara terpisah dan bebas, kesepuluh orang pekerja tersebut dapat dikatakan beruntung jika dapat membuat dua ratus atau sepuluh paku seharinya.
Smith kemudian membuat kesimpulan yang sekarang diterima oleh para manajer sebagai suatu akal sehat, yaitu pembagian kerja dapat menghasilkan efesiensi ekonomis yang mencolok. Selain Smith dan juga Marx, kontribusi yang berpengaruh pada waktu itu terhadap teori organisasi adalah pandangan Ralph C. Davis (1928), yang memperkenalkan perspektif perencanaan rasional, yang mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi. Davis mengatakan bahwa tujuan utama sebuah perusahaan adalah pelayanan ekonomis.
Periode 1870-PD II (WW II)
Ciri utama (main features) adalah basis pengembangan produksi dengan melakukan diferensiasi tenaga kerja, mekanisasi pabrik dan penciptaan skala ekonomi (production improvement based on diferentiation of labour, mechanism and economy of scale) dengan membuat produk secara masal (mass production), spesialisasi terhadap pekerjaan juga sudah dilakukan pada waktu itu dan semakin dimanfaatkannya pemikiran rasional dari para tenaga ahli administrasi bisnis. Pengaruh lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh menjadi pertimbangan bisnis, undang-undang dibuat dengan memperhitungkan kepentingan kemanusiaan, studi tentang organisasi berbasis pada negara, angkatan bersenjata dan gereja. Pada waktu itu Mayo melakukan pengamatan terhadap para pekerja dengan percobaan intensitas cahaya, pengaruhnya terhadap pekerja, yang ditemukan pada percobaan tersebut adalah kesimpulan tentang faktor manusia pada organisasi (human factor) dan organisasi informal yang kemudian menjadi bintang pemandu (guiding star) yang paling berpengaruh terhadap pengembangan teori organisasi neo-klasik.
Ide-ide yang menonjol tentang organisasi pada waktu itu adalah tentang struktur, hirarki, aturan dan norma-norma (Weber, dengan tipe idealnya), Max Weber menulis pada permulaan abad ini dan telah mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut ditandai dengan adanya pembagian kerja, sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan hubungan pribadi (impersonal). Gambaran Weber tentang birokrasi telah menjadi prototype rancangan bagi kebanyakan struktur organisasi yang sekarang ada. Saat itu mulai diidentifikasi pula tentang adanya kesamaan fungsi pada semua organisasi, identifikasi yang dilakukan oleh Fayol sangat berpengaruh kepada cara pandang terhadap organisasi, bahwa tujuan organisasi adalah agar tugas dapat dilaksanakan, organisasi membutuhkan sebuah struktur yang mengatur agar pekerjaan-pekerjaan sejenis seperti rekayasa, manufaktur dan penjualan dikelompokkan dalam bagian-bagian tertentu.
Setelah Perang Dunia I dan reorganisasi General Motors Company oleh Alfred Sloan dan mencapai puncaknya pada tahun 1950-an dengan didesentralisasinya American General Electric Company oleh Jack Welch, model Fayol diterapkan sebagai sebuah struktur yang disebut sebagai unit usaha. Hal ini diterima sebagai usaha untuk menyeimbangkan antara kepentingan intern untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan kepentingan ekstern dimana pasar harus dapat dilayani. Sampai saat ini ia tetap merupakan pendekatan yang diterima secara luas dan melandasi semua pembahasan tentang menyeimbangkan kompetensi inti (core competencies) dengan fokus pasar (market focus), juga karena perhatian dewasa ini adalah dengan reengineering. Cara pandang Fayol, sebetulnya sudah didahului oleh Fredrick yang Akbar raja Prusia yang mendefinisikan konsep tentara modern, dia mengatakan bahwa tentara mempunyai tiga bagian: invanteri berjalan, kaveleri menunggang, dan arteleri ditarik. Dengan kata lain definisi sebuah organisasi adalah berdasarkan perbedaan pekerjaan.
Konsep dasar ini melandasi semua organisasi militer sampai Perang Dunia I dan dapat dikatakan sebagai teori atau definisi pertama dari organisasi. Selain itu ia juga merupakan konsep yang melandasi usaha pertama untuk mendefinisikan organisasi perusahaan: yaitu teori usaha manufaktur yang dikembangkan Henry Fayol, sekitar Perang Dunia I, yang pada waktu itu menjabat sebagai kepala pertambangan batu bara terbesar di Eropa. Kontribusi Fayol hanya sebatas struktur dan pasar, tetapi tidak membatasi keyakinan kita bahwa sekarang begitu banyak pendekatan yang berbeda muncul, tidak mengganti pendekatan Fayol, tetapi melengkapinya, organisasi diatas semua itu bersifat sosial yang mencerminkan nilai-nilai bukan sekedar alat, dan dengan berbagai pendekatan tentunya akan ditemukan satu organisasi yang ideal. Model bagi administrasi bisnis pada waktu itu oleh ilmuan administrasi seperti Weber (1910), Taylor, Gilbraith, serta muncul pula 14 prinsip manajemen Fayol. Fayol menganalisis kegiatan manajemen kedalam lima elemen: perencanaan, organisasi, komando (pengarahan), koordinasi dan pengendalian, kerangka kerja analisis ini kemudian dipakai dan dikembangkan oleh banyak sekali pengarang. Sementara itu Mayo (1930); memberi pemahaman awal tentang organisasi sebagai suatu kesatuan sistem, kontribusinya didasari oleh suatu riset bukan hanya pengalaman pribadi, dia mengalihkan perhatian dari masalah struktur dan pengendalian mekanis ke faktor manusia yang mempengaruhi performa organisasi industri.
Periode PD II-1960
Situasi pada waktu itu menuntut masyarakat untuk membangun kembali industri atau melakukan rebuilding terhadap industri. Industri pasca PD II berkembang pesat dari segi kuantitatif, basis perencanaan bersifat ekspansif, didasarkan pada data pertumbuhan, mekanisme pasar pada waktu itu bercirikan adanya permintaan lebih besar dibanding penawaran (demand > supply), adanya pasar penjual, dan rendahnya tekanan harga. Sementara industri manufaktur pada waktu itu berkembang pesat dengan dibangunnya kembali industri-industri yang melayani kebutuhan masyarakat akan barang sehingga tercipta lapangan pekerjaan baru, industri-industri berkompetisi dalam hal kapasitas produksi yang optimum.
Organisasi-organisasi memfokuskan diri pada peningkatan produktifitas lewat pembagian kerja yang baik, mekanisasi kerja, dan peningkatan skala produksi. Tokoh yang menonjol dalam menciptakan model pemikiran adalah Keynes, Simon (1940); membahas teori pengambilan keputusan (theory on decision taking), Miller (1940); dengan pendekatan sosio-teknikalnya, termasuk anggota Tavistock Institute of Relation di Inggris juga menunjukkan pentingnya perhatian akan hambatan teknologi dan kebutuhan manusia untuk memperoleh kebutuhan hubungan sosialnya ketika mendesain struktur organisasi.
Dari hasil riset mereka muncul prinsip optimalisasi gabungan sosial dan tehnik, dengan penekanan pada kebutuhan untuk mencari bentuk organisasi yang dapat memenuhi kebutuhan tehnik dan aspirasi manusia secara simultan. Pada waktu itu studi perilaku (behavioural science) mulai dikembangkan. Studi perilaku yang terkenal dilakukan oleh tiga pakar psikologi di Amerika yaitu Herzberg, McClelland dan Maslow. Herzberg terkenal dengan pembedaannya antara motivator dan apa yang disebut sebagai kesehatan kerja. Menurutnya motivator adalah pekerjaan itu sendiri, prestasi, tanggung jawab, dan pengakuan, sedangkan kesehatan adalah sesuatu yang tidak berfungsi sebagai motivator, melainkan hanya menjaga pekerja dari perasaan tidak puas. Faktor ini antara lain bayaran atau upah kerja, kondisi kerja dan hubungan dengan penyelia. Kerja Herzberg telah mendorong diadakannya eksperimen penting tentang pengayaan kerja dan meragukan efektivitas dari banyak skema insentif keuangan.
Riset McClelland menekankan pentingnya motivasi dalam performa kerja. Sedangkan kontribusi Maslow yang berpengaruh dalam pembahasan teori organisasi adalah penyusunan urutan kebutuhan manusia dalam sistem hirarki. Hirarkinya didasari oleh anggapan bahwa kebutuhan pokok seperti keinginan untuk bertahan dan rasa aman adalah dasar motivasi, sedangkan urutan kebutuhan yang lebih tinggi seperti rasa memiliki, penghargaan, prestasi dan aktualisasi diri berfungsi sebagai motivator yang semakin penting pada masyarakat maju, yaitu ketika keinginan untuk bertahan dan rasa aman tidak dipermasalahkan lagi.
Periode 1960-1970
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan ciri utama pada periode ini, peningkatan skala produksi dengan memperhatikan tingkat pengembalian (turn-over), dan internasionalisasi organisasi, di pasar persaingan makin terasa karena konsumen dapat menyeleksi produk dengan pertimbangan keragaman harga yang ditawarkan, produsen menciptakan diferensiasi terhadap harga dalam kerangka melayani beragamnya preferensi konsumen. Teknologi yang ada pada waktu itu adalah aplikasi teknologi yang dikembangkan dalam kepentingan ekspansi produksi, sementara pengembangan teknologi baru masih sangat rendah.
Lingkungan kegiatan investasi pada waktu itu berkembang pesat, industri perbankan menjadi bagian yang semakin penting dalam dunia bisnis, yang memungkinkan terciptanya tingkat kemakmuran yang tinggi, peningkatan kualitas kerja pada organisasi mulai diperhatikan. Pada saat itu tekanan lingkungan terhadap organisasi melalui kelompok-kelompok mulai terjadi dan implikasinya perusahaan harus memperlakukan para pekerjanya dengan lebih manusiawi. Kompetisi terjadi dalam hal harga, pengendalian intern agar terjadi efisiensi melalui tindakan restrukturisasi, memindahkan tempat produksi di negara-negara yang tingkat upahnya rendah, mengurangi integrasi vertikal, meningkatkan mekanisasi, dan memperkecil range dari produk.
Organisasi pada waktu itu bertumpu pada pemisahan antara bagian lini dan staf, antara bagian operasi dan kontrol, perencana dan pelaksana, penciptaan produk yang kreasinya semakin disederhanakan. Pekerjaan dilakukan dalam tugas-tugas berulang (repetitive tasks). Kompleksitas organisasi diatur oleh prosedur yang luas atau dengan birokrasi dan struktur yang fungsional. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi pada waktu itu dikondisikan agar lebih memperhatikan orientasi internal organisasi. namun pada saat yang sama harus mengintegrasikan secara simultan berbagai kegiatan ini kedalam satu organisasi yang koheren dan kohesif guna pengendalian dan koordinasi.
Ide-ide yang berkembang pada waktu itu menyatakan bahwa kesuksesan organisasi ditentukan oleh birokrasi yang rasional dan manajemen yang kuat. Teori ketidakpastian (contingency), dengan pemahaman akan pentingnya hasil eksternal, dikembangkan oleh Pugh, Woodward, dan Minzberg. Joan Woodward dalam studinya mengenai struktur organisasi dan tingkatan teknologi, secara meyakinkan menunjukkan bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengorganisasi suatu bisnis dan bahwa bentuk organisasi berdasarkan prinsip klasik, yang menekankan kesatuan perintah, hirarki, dan kejelasan struktur, dalam kenyataannya jarang dipraktekkan oleh perusahaan yang sukses. Hal yang sama juga dilihat oleh Burns dan Stalker, mereka mendemonstrasikan bahwa prinsip manajemen klasik berjalan dengan baik dalam perusahan yang memiliki teknologi tinggi, mapan dan pasar yang baik, tetapi tidak cocok bagi perusahaan yang menghadapi keadaan perubahan setiap saat.
Pertimbangan efisiensi, spesialisasi, hirarki, sangat mewarnai ide-ide dalam pengembangan teori organisasi dekade ini. Selain itu, studi perilaku (behavioural science) pada organisasi juga masih dikembangkan oleh para teoritikus, dan salah satu tesis dari Duglas McGregor, menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia yaitu; pertama pada dasarnya negatif-Teori X, dan yang lainnya pada dasarnya positif-Teori Y. Implikasi dari teori McGregor terhadap teori organisasi adalah argumentasi bahwa asumsi-asumsi teori Y lebih disukai dan asumsi-asumsi itu harus dapat membimbing para manajer guna merancang organisasi mereka dan memotivasi pegawai-pegawainya.
Gairah yang besar pada permulaan tahun 1960-an bagi pengambilan keputusan partisipatif, penciptaan pekerjaan yang bertanggungjawab dan menantang para pekerja, serta pengembangan hubungan antar kelompok yang baik dapat ditelusuri dari saran McGregor agar manajer mengikuti asumsi-asumsi teori Y.
Makin tingginya tingkat persaingan internasional mendorong teoritisi menciptakan organisasi yang mampu bersaing secara global, hasil studi yang terkenal dilakukan Ansof (1965) dengan model perencanaan strategisnya (strategic planing) pada strategi bersaing secara menyeluruh sebuah perusahaan dalam sebuah industri (corporate strategy). Selain Ansof, karya klasik mengenai hubungan antara strategi organisasi dan strukturnya dibuat oleh ahli sejarah dari Harvard, Alfred Chandler yang dipublikasikan pada tahun 1960-an.
Dewasa ini, semua tulisan tentang hubungan strategi dan struktur jelas dipengaruhi penelitian Chandler. Chandler mempelajari hampir seratus perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Setelah menelusuri perkembangan organisasi-organisasi tersebut dari tahun 1909 sampai 1959, termasuk didalamnya kasus-kasus historis yang ekstensif dari perusahaan-perusahaan seperti Du Pont, General Motors, Standart Oil Of New Jersey, dan Sears. Chandler menyimpulkan bahwa perubahan strategi mengakibatkan terjadinya perubahan dalam struktur sebuah organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Chandler, ‘Strategi baru membutuhkan struktur yang baru atau, paling tidak struktur yang diperbaharui jika perusahaan yang makin besar tersebut harus dapat dioperasikan secara efisien…kecuali jika struktur tidak mengikuti strategi, maka akan timbul ketidakefisienan.
Penulis subyek teori organisasi yang berpengaruh pada priode 1960-1970 adalah McGregor, 1961, Chandler, 1962, Cyert dan March 1963, Agryris, 1963, Simon, 1960 dan 1964, Likert, Ansoff, 1965, Hutte, 1966, Lawrence and Lorsch, DeBono, 1967, Blake dan Mouton, 1968.
Periode 1970-1980
Masa dimana perdagangan dunia mengalami stagnasi, industri mengalami kelebihan kapasitas, hanya negara Jepang yang tampil beda dengan konsep high quality tetapi harga produknya rendah. Situasi persaingan pada waktu itu berdampak pada daur hidup produk yang semakin pendek, dibarengi dengan krisis energi karena harga minyak membubung tinggi dan berimplikasi terhadap tingkat suku bunga bank yang tinggi sehingga dunia usaha pada waktu itu melakukan restrukturisasi besar-besaran dan mengendalikan usaha mereka secara ketat. Dengan demikian pada waktu itu sumbangan dunia kepada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan mengalami penurunan.
Situasi pasar pada waktu itu sangat memprihatinkan, daya beli masyarakat mengalami penurunan. Pasar didominasi oleh pasar pembeli, tidak lagi didominasi oleh pasar penjual. Hal ini mengindikasikan berkembangnya dunia usaha tidak berkembang seperti dekade sebelumnya. Pesimisme terhadap masa depan dunia industri terjadi karena munculnya berbagai krisis, dilain pihak memunculkan kesadaran dalam masyarakat tentang penciptaan lingkungan kerja yang lebih baik agar lebih tahan terhadap hantaman krisis yang terjadi.
Isu demokrasi adalah isu yang paling menonjol dalam kehidupan bernegara, termasuk munculnya berbagai organisasi yang berbasis demokratisasi. Determinan krisis yang menonjol pada waktu itu, mendorong persaingan bertumpu pada kualitas bila tidak ingin ditinggalkan pelanggan, dan perusahaan mulai melihat peluang baru dengan kesadaran baru pula yaitu tingkat persaingan antar perusahaan yang meluas. Dengan situasi persaingan yang terjadi, kemudian berdampak padanya perubahan budaya organisasi dimana kualitas menjadi fokus perhatian organisasi, dan lebih beriorientasi kepada konsumen serta melakukan segala hal secara baik dan benar sejak awal demi menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Perusahaan-perusahaan pada umumnya melakukan koordinasi kembali antara bagian teknisi, produksi dan pemasaran sebagai subyek hangat yang dibahas dalam teori organisasi pada waktu itu. Solusi yang berkembang adalah penciptaan sistem informasi yang memungkinkan organisasi cepat melakukan evaluasi, dan terjadi komunikasi yang baik secara vertikal maupun horisontal dalam organisasi, serta memungkinkan adanya monitoring terhadap proses produksi.
Dengan demikian orientasi organisasi pada waktu itu adalah organisasi yang betul-betul fungsional dalam mencapai kinerja yang berorientasi pada mutu. Ide-ide yang berkembang sebagai konsep organisasi adalah pendekatan sistem, konsep Deming/Juran, konsep quality thinking, kedekatan hubungan antara produsen dengan para pelanggan, pentingnya komunikasi dan kerjasama, peningkatan kualitas adalah jalan untuk meningkatkan efisiensi, keberhasilan ditentukan oleh kualitas, struktur dan komponen-komponen manajemen. Ansof (1976), mengembangkan hal ini dengan melanjutkan rumusan perencanaan strategis menjadi sebuah stategi manajemen organisasi. Dengan kata lain ide-ide teknikal yang berkembang pada organisasi dekade ini adalah otomatisasi dalam kegiatan produksi dan pemasaran, penciptaan organisasi yang semakin simple, penciutan jumlah staf, memperpendek rute komunikasi, integrasi dan desentralisasi, pengembangan yang sifatnya paralel, proyek manajemen, gugus tugas, Just in Time (JIT), Manufacturing Resource Planing (MRP) Manufacturing Resource Planing II (MRP II), OPT.
Penulis subyek teori organisasi yang berpengaruh pada periode 1970-1980 adalah Redin, 1971, Hersey, 1975, Blancard,1976.
Periode 1980-1990
Kondisi dunia usaha kembali kepada keadaan yang lebih baik merupakan ciri utama periode ini. Pelanggan dapat memilih berbagai alternatif dan hal ini dilakukan secara sadar karena informasi pasar tentang spesifikasi sebuah produk sangat jelas. Sektor industri yang berkembang pesat adalah perusahaan jasa. Kontribusi industri manufaktur terhadap GNP megalami penurunan jika dibandingkan dengan sumbangan yang diberikan oleh sektor jasa.
Pasar didominasi oleh pasar pembeli yang berimplikasi kepada pelayanan konsumen dituntut adanya fleksibelitas pelayanan perusahaan. Pembeli mempunyai kebiasaan memilih sehingga model produk dan jasa yang diintrodusir ke pasar harus dibarengi dengan konsep pelayanan yang cepat, dan siklus hidup produk yang semakin diperpendek.
Manufacturing Resource Planing (MRP) adalah software manufaktur yang bermanfaat menolong manajemen menyelesaikan persoalan bisnis dalam hal penyediaan informasi tentang persediaan, material, kualitas, customer service, produktifitas, dan manajemen kas. Semakin penting untuk mengembangkan tehnologi karena situasi persaingan yang semakin ketat. Teknologi baru memberi peluang kepada produk maupun proses pembuatannya untuk bersaing. Dengan demikian investasi terhadap pengembangan teknologi dan mesin penting untuk dilakukan dalam dunia industri.
Situasi sosial pada waktu itu tidak lagi menganggap industri sebagai sebuah kejahatan, pandangan negatif mulai bergeser, industri ternyata dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran. Trend yang umumnya terjadi pada waktu itu adalah restrukturalisasi organisasi (organizational restructuring), kebijakan dunia industri adalah kesatuan dalam kebijakan inovasi dan pengembangan teknologi. Situasi persaingan dekade ini bertumpu pada persaingan harga, kualitas, dan kecepatan pelayanan. Konsumen mempunyai altenatif pilihan produk, oleh karenanya kecepatan dan fleksibilitas pelayanan sangat penting. Konsentrasi pada organisasi dekade ini bertumpu pada inovasi terhadap proses dan produk. Implikasinya organisasi membentuk struktur yang semakin datar (flat), mengurangi persediaan, jangka waktu proses produksi dipersingkat, pengurangan beberapa komponen produksi yang dianggap tidak perlu, dan melakukan evaluasi produk dengan cepat, serta mengurangi konsentrasi untuk proyek-proyek yang dianggap membuang waktu seperti inovasi dalam engineering dan pilot-pilot proyek, CAD/CAM.
Penulis teori organisasi periode 1980-1990 adalah Hofstede, Deming, 1980,Pascale dan Athos, De Siter, 1981, Te Hart, Petters dan Waterman, Ohmae, Ouchi, 1982, Mintsberg, 1983, Porter, Moss-Kanter, 1985 dan De Geus, 1988.
Periode 1990-Sekarang
Dekade ini ditandai dengan berkembangnya konsep IT (Information Technology), penggunaan teknologi mendominasi semua aktivitas, dan merupakan kesadaran awal akan pentingnya pengembangan teknologi. Teknologi yang bukan teknologi inti (core technology) ditransfer ke negara-negara dunia ketiga. Kegiatan pasar difokuskan untuk perdagangan barang, jasa, sumber daya manusia, dan modal. Organisasi dekade ini memandang pentingnya kerjasama antara pemasok dan pelanggan, oleh karena itu untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan organisasi harus betul-betul mendesain produk secara baik sebelum dilepas ke pasaran.
Ide-ide yang berkembang pada organisasi dekade ini adalah pemikiran tentang kompetensi mendasar yang harus dimiliki organisasi, sistem manajemen yang terintegrasi, partisipasi dan demokratisasi dalam organisasi.
Masa Datang
Perkembangan masa datang sangat dipengaruhi oleh berkembangnya akumulasi perkembangan teknologi. Situasi lingkungan dan organisasi akan bergantung terhadap apa yang akan diperbuat dalam teknologi sebagai efek berkembangnya teknologi inormasi (effect of full IT implementation). Teknologi semakin disertakan pada setiap aspek kehidupan berorganisasi. Salah satu kiblat yang relefan adalah prediksi Peter Drucker mengenai masyarakat informasi yang ternyata relevan dengan konteks kini dan akan datang.
http://perilakuorganisasi.com/paradigma-teori-organisasi.html
0 komentar:
Posting Komentar