Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

Paradigma Teori organisasi


Paradigma adalah seperangkat andaian/asumsi yang tersurat maupun tersirat tentang fenomena/gejala yang menjadi landasan bagi gagasan-gagasan analisis keilmuan (Philips, 1971).
Definisi lain menyebutkan bahwa paradigma adalah kerangka keyakinan penata (ordering believe framework) yang menjadi bintang pemandu (the guiding star) yang menuntun kegiatan keilmuan masyarakat keilmuan (Wilardjo, 2000).
Konsep paradigma menjadi populer melalui karya Kuhn, The Structure of Scientific Revolution (1962).
Bagan proses perubahan keilmuan menurut Kuhn (1962):
Bagan proses perubahan keilmuan menurut Kuhn (1962)
Bagan proses perubahan keilmuan menurut Kuhn (1962)
Penjelasan bagan sebagai berikut; pada suatu masa tertentu ilmu tertentu didominasi oleh sebuah paradigma tertentu. Berdasarkan paradigma tertentu itu, terjadilah akumulasi ilmu pengetahuan dan berlangsunglah kemajuan ilmu. Tahapan ini dikenal sebagai normal science. Karya-karya tersebut di atas selain mengakumulasi ilmu pengetahuan berdasarkan paradigma yang ada, juga membuahkan penyimpangan-penyimpangan yang tak dapat dijelaskan lagi berdasarkan paradigma yang digunakan. Tahapan ini yang disebut dengan anomalies.
Kelanjutan dari keadaan anomalies adalah krisis, yaitu bila penyimpangan-penyimpangan tersebut telah memuncak. Kalau situasi seperti ini telah terjadi, maka munculah revolusi keilmuan dimana paradigma I ditinggalkan dan paradigma II digunakan sebagai landasan baru bagi gagasan ilmiah.
Idea IMG
Idea
Pemahaman tentang paradigma yang dimaksud oleh Kuhn tidaklah harus linear. Ihalauw (2000), membagi paradigma atas tiga macam:
1. Paradigma Kuhn, yaitu cara pandang baru yang amat luar biasa.
2. Paradigma yang merupakan suatu kiblat baru namun belum merupakan suatu penyimpangan dramatis dari cara-cara lampau.
3. Variasi paradigma, yaitu penyempurnaan, baik terhadap paradigma Kuhn maupun terhadap paradigma jenis kedua; merupakan penguraian lebih rinci saja dari paradigma yang sedang digunakan.
Teori adalah pendapat yang dikumpulkan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa. Teori adalah suatu set hipotesis yang saling berkaitan atau pernyataan mengenai suatu gejala atau satu set gejala (Shaw dan Constanzo, 1970). Secara deskriptif teori dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan mendalam terhadap beberapa fenomena, dalam hal ini pemahaman tentang organisasi yang memungkinkan terciptanya manajemen organisasi yang lebih baik. Teori secara deskriptif dimaksudkan untuk memahami apa dan mengapa segala sesuatunya terjadi. Sementara secara normatif atau preskriptif menyangkut bagaimana sesuatunya harus terjadi atau apa yang dilakukan terhadap sebuah keadaan yang diidentifikasikan secara deskriptif.
Organisasi adalah hubungan pekerjaan antara manusia yang satu dengan yang lainbdalam suatu kelompok demi terwujudnya pekerjaan tersebut (Olan Hendrick, 1985). Organisasi adalah kolektivitas yang dibentuk secara sadar dengan tujuan formal yang berusaha dicapai secara bersama. Organisasi adalah kerjasama diantara manusia yang memiliki keyakinan, keterlibatan dan tujuan bersama (Barnard, 1938). Organisasi adalah sekelompok manusia yang berinteraksi … dalam kelompok yang besar mereka memiliki sistem koordinasi … spesifikasi yang jelas dalam struktur dan koordinasi (March dan Simon, 1958). Organisasi adalah unit sosial atau kelompok yang secara sadar mengkonstruksi dan merekonstruksi dalam mencapai tujuan (Etsioni, 1964).
Banyaknya definisi mungkin berhubungan dengan keragaman cara pandang dan mudanya disiplin ilmu ini. Istilah organisasi sebenarnya tidak dikenal dalam ilmu sosial pada masa lalu, dan pada umumnya juga belum dikenal pada ilmu sosial kemudian. Sosiolog besar Ferdinand Tonnies (1855 1936), di dalam bukunya yang terbit pada tahun 1888 yaitu ‘Gemeinschaft und Gesellschaft’ (Komunitas dan Masyarakat), menggolongkan bentuk-bentuk yang dikenal dari organisasi umat manusia sebagai komunitas, yang bersifat organik, dan merupakan sebuah struktur yang berada di bawah kontrol sosial yang ketat. Tonnies tidak pernah membicarakan tentang organisasi. Demikian pula para sosiolog lainnya pada awal abad kesembilan belas atau kedua puluh. Hal ini menunjukkan bahwa teori organisasi sebagai cabang ilmu-ilmu sosial merupakan sebuah cabang ilmu yang masih relatif muda.
Teori organisasi menurut Stephen P. Robbins (1994) adalah teori yang mengkaji struktur, fungsi dan performansi organisasi beserta perilaku kelompok dan individu didalamnya, dalam mencapai tujuan yang luas dan rumit. Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat di identifikasikan yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
Definisi teori organisasi kemudian diuraikan oleh Robbins (1994) sebagai berikut:
  1. Perkataan dikoordinasikan dengan sadar mengandung pengertian manajemen. Kesatuan sosial berarti bahwa unit terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang di dalam suatu organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu. Organisasi merupakan kesatuan sosial, maka pola interaksi para anggotanya harus diseimbangkan dan diselaraskan untuk meminimalkan keberlebihan (redundancy) namun juga memastikan bahwa tugas-tugas yang kritis telah diselesaikan. Hasilnya adalah untuk mengkoordinasikan pola interaksi manusia.
  2. Sebuah organisasi mempunyai batasan yang relatif dapat diidentifikasi. Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan tidak selalu jelas, namun sebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat membedakan antara anggota dan bukan anggota. Batasan cenderung dicapai melalui perjanjian yang eksplisit maupun implisit antara para anggota dan organisasinya. Pada kebanyakan hubungan kepegawaian, terdapat sebuah perjanjian yang implisit di mana pekerjaan itu ditukar dengan pembayaran upah. Pada organisasi sosial atau suka rela, para anggota member kontribusi dengan imbalan prestise, interaksi sosial, atau kepuasan dalam membantu orang lain. Tetapi setiap organisasi mempunyai batasan yang membedakan antara siapa yang menjadi bagian dan siapa yang tidak menjadi bagian dari organisasi tersebut.
  3. Orang-orang di dalam sebuah organisasi mempunyai suatu keterikatan yang terus menerus. Rasa keterikatan ini, tentunya bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan konstan di dalam keanggotaan mereka meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Organisasi itu ada untuk mencapai sesuatu. Sesuatu ini adalah tujuan, dan tujuan tersebut biasanya tidak dapat dicapai oleh individu-individu yang bekerja sendiri, atau jika mungkin, hal tersebut dicapai secara lebih efisien melalui usaha kelompok. Tidak perlu semua anggota mendukung tujuan organisasi secara penuh, namun definisi tersebut diatas menyatakan adanya kesepakatan umum mengenai misi organisasi. Robbins (1994) kemudian menjelaskan bahwa dari definisi-definisi terdahulu, tidak sulit mendeduksi arti sesuatu dengan istilah teori organisasi. Teori organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari struktur dan desain organisasi. Teori organisasi menunjuk aspek-aspek deskriptif maupun preskriptif dari disiplin ilmu tersebut. Teori itu menjelaskan bagaimana organisasi sebenarnya distrukturisasi dan menawarkan tentang bagaimana organisasi dapat dikonstruksi guna meningkatkan keefektifan dan keefisienan maka dibangun disiplin ilmu yang disebut teori organisasi.
Dari batasan-batasan yang terdefinisikan tentang paradigma dan teori organisasi diatas selanjutnya penulis mencoba berselancar dan menautkan kedua konsep tersebut untuk dapat memperoleh wawasan yang lebih luas terhadap studi tentang organisasi. Jadi tulisan ini merupakan amatan atau tinjauan terhadap perkembangan paradigma yang terjadi dalam teori organisasi. Amatan yang dilakukan oleh penulis dialamatkan terhadap paradigma-paradigma yang berlaku pada teori organisasi atau dengan kata lain paradigma-paradigma teori organisasi yang diakui dan diterima sebagai sebuah teori yang ilmiah.
http://perilakuorganisasi.com/paradigma-teori-organisasi.html

0 komentar:

Posting Komentar